Senin, 14 November 2011

Hidup adalah pilihan


Ada 2 bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit pertama berkata, “aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini, aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk ,menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan pagi di pucuk-pucuk daunku.”
Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.
Dan bibit kedua bergumam. “aku takut. Jika ku tanamkan akarku di tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawa sana. Bukankah di sana sangat gelap? Dan jika ku teroboskan tunas ku keatas, bukankah keindahan tunas-tunasku akan hilang?tunasku ini pasti akan terkoyak.
Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”
Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.
Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.Renungan:
Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbang-bimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan yang tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak.

sumber: buku motivasi

0 komentar: